Cedera Saraf Tulang Belakang, Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
Penyebab cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury yaitu kerusakan sumsum tulang belakang atau saraf di bagian tulang belakang. Kondisi tersebut dapat terjadi karena adanya cedera langsung pada tulang belakang atau karena terjadinya kerusakan pada tulang, pembuluh darah atau jaringan di sekitarnya.
Sumsum tulang belakang sendiri adalah bagian dari sistem saraf yang memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan antara otak dan seluruh tubuh. Jika terjadi kerusakan pada bagian tubuh ini maka nantinya fungsi bagian tubuh tertentu dapat terganggu, misalnya yaitu hilangnya fungsi gerak atau sensitivitas terhadap sentuhan atau suhu.
Karena pentingnya fungsi dari sumsum tulang belakang ini maka pastinya Anda harus selalu berhati hati. Cedera ini tentunya menjadi hal yang ditakuti karena dampaknya yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, dalam rangka pencegahan maka Anda harus mengetahui beberapa hal tentang cedera saraf tulang belakang ini, mulai dari penyebabnya, gejala hingga bagaimana pengobatannya.
Baca Juga: Memahami keseleo gejala dan cara mengobati
Dengan mengetahuinya Anda dapat menjadi lebih waspada dan dapat menghindari kemungkinan buruk yang dapat terjadi, misalnya telatnya diagnosa dan pengobatannya. Anda juga dapat mengenalinya lebih cepat jika muncul beberapa tanda-tanda atau gejalanya sehingga penanganannya juga akan menjadi lebih cepat.
Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang
Mungkin banyak dari kalian yang masih bertanya-tanya tentang apa sebenarnya penyebab dari munculnya cidera ini. Penyebab spinal cord injury ini yaitu terjadinya kerusakan pada ruas tulang belakang, cakram tulang belakang, ligamen, atau sumsum tulang belakang itu sendiri.
Kerusakan bagian-bagian tersebut dapat berasal dari adanya faktor lain seperti kanker, arthritis, peradangan, degenerasi cakram tulang pada area tulang belakang atau karena infeksi yang menyebabkan abses pada tulang belakang. Meskipun begitu, cidera ini lebih sering terjadi karena adanya benturan keras pada bagian tubuh tersebut.
Misalnya yaitu karena jatuh dari ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera saat olahraga, komplikasi operasi tulang belakang dan lain sebagainya. Jika Anda pernah mengalami beberapa hal yang disebutkan diatas maka ada baiknya jika Anda segera pergi kerumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut agar tidak tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Selain beberapa penyebab di atas ada pula faktor yang dapat meningkatkan risiko cedera saraf tulang belakang, berikut ini beberapa diantaranya:
- Tidak menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara mobil.
- Memiliki riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi tulang atau sendi di tulang belakang seperti osteoporosis.
- Mengonsumsi minuman beralkohol kemudian bepergian dengan kendaraan.
- Berusia antara 16-30 tahun dan lansia usia 65 tahun ke atas yang rentan terjatuh.
- Tidak menggunakan perangkat keamanan yang benar saat berolahraga, apalagi ketika melakukan olahraga yang ekstrim.
- Melompat ke air tanpa memeriksa kedalamannya terlebih dahulu atau tidak memeriksa adanya batu yang besar di dasar air atau benda lainnya yang dapat membuat benturan yang keras.
- Memiliki kelainan atau cacat pada pertumbuhan tulang sejak lahir.
- Berjenis kelamin laki-laki, karena faktanya hanya ada 20% wanita yang mengalami cidera ini.
Gejala
Setelah mengetahui tentang penyebabnya, Anda juga harus mengetahui dan memahami apa saja gejala cedera saraf tulang belakang ini. Gejala utamanya biasanya dapat terlihat jelas dengan adanya gangguan motorik yang berupa kelemahan otot dan juga gangguan sensorik yang berupa mati rasa.
Terdapat dua gejala yang dibagi berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu pertama gejala tidak menyeluruh atau lokal, yaitu berkurangnya kemampuan untuk bergerak atau gerakan menjadi lemah. Kedua, yaitu gejala menyeluruh yang ditandai dengan hilangnya seluruh kemampuan sensorik dan motorik sehingga penderitanya tidak dapat bergerak atau merasakan sama sekali.
Hilangnya kemampuan untuk bergerak akibat cedera saraf tulang belakang ini juga terbagi menjadi dua kategori.
Yang pertama yaitu tetraplegia dan tetraparesis yang merupakan kelumpuhan otot pada bagian kedua lengan dan tungkai. Kelumpuhan ini juga dapat terjadi pada otot dada sehingga pasiennya kesulitan bernapas. Gejala ini sering terjadi akibat cedera saraf yang letaknya di leher.
Kategori kedua yaitu paraplegia/paraparese yaitu kelumpuhan yang terjadi pada setengah tubuh pada bagian bawah dan lemas otot. Gejala ini dapat terjadi jika cedera saraf di punggung bagian bawah. Masih ada gejala cedera saraf tulang belakang lainnya yang berbeda-beda tiap penderitanya, tergantung dimana letak cedera dan separah apa kondisinya. Berikut ini adalah gejala umumnya:
- Merasa nyeri punggung atau kaku pada bagian tubuh tertentu
- Mengalami gangguan pernapasan, seperti sulit bernafas, batuk atau pembersihan lendir dari paru-paru
- Mengalami sakit kepala
- Punggung atau leher yang terpelintir
- Hilangnya kontrol kandung kemih dan usus
- Aktivitas refleks yang berlebihan atau mengalami kejang
- Hilangnya kemampuan merasakan panas, dingin dan sentuhan
- Mengalami kesemutan atau mati rasa
Jika Anda pernah atau sedang mengalami berbagai gejala atau tanda-tanda diatas maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter dan pergilah ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.
Pengobatan Dengan Pijat Terapi Kiropraktik
Selain pengobatan dengan cara medis ada pula pengobatan dengan pijat yaitu terapi kiropraktik yang merupakan sebuah prosedur yang khusus untuk menangani sakit di area tulang belakang. Metodenya terlihat mirip dengan terapi biasa akan tetapi karena dilakukan oleh ahli yang sudah terlatih maka kiropraktik dipercaya dapat mengatasi kelainan tulang belakang.
Terapi ini dilakukan dengan memberi penekanan pada sendi tulang belakang menggunakan tangan atau alat bantu khusus. Hal tersebut memiliki tujuan untuk mengembalikan kelenturan sendi yang berkurang akibat cidera fisik.
Sebelum menjalani terapi ini, chiropractor atau ahli yang melakukan terapi ini kan akan menanyakan riwayat kesehatan dan juga akan memeriksa kondisi tubuh pasien terlebih dahulu. Terapi kiropraktik menjadi salah satu metode pengobatan alternatif untuk menangani berbagai jenis penyakit seperti sakit leher dan cedera akibat olahraga.
Penanganan Darurat dan Perawatan Lanjutan
Penanganan pertama, tim medis akan memasangkan taksi, yakni alat penyangga pada leher guna menyelaraskan bagian tulang belakang. Dalam kondisi tertentu juga dapat dilakukan operasi darurat berguna untuk mengatasi rusaknya sumsum tulang belakang.
Biasanya hal ini dilakukan guna memperbaiki patah tulang belakang, jaringan yang rusak atau pembekuan darah. Akan tetapi, sayangnya saat ini belum ada cara untuk memperbaiki sumsum tulang belakang yang mengalami kerusakan atau memar.
Untuk membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan untuk mencegah masalah lainnya maka akan dilakukan perawatan lanjutan. Bentuk pengobatan dan lamanya perawatan tergantung dengan kondisi masing-masing pasien. Beberapa masalah medis yang mungkin timbul seperti infeksi pernapasan, masalah usus dan kandung kemih, ulkus dekubitus, atau pembekuan darah.
Pasien yang mengalami cedera saraf tulang belakang ini mungkin penting menjalani rehabilitasi, yakni terapi fisik, hingga okupasi. Rehabilitasi dilakukan pada tahap pemulihan untuk membantu pasien agar dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.
Posting Komentar